Seorang Anak manusia ,Pak Kusir & Kuda Besinya
Hamparan karpet biru muda terlihat di setiap sudut,
tergelar membentang luas dipermanis dengan seberkas kapas putih lembut. Jarum
udara berterbangan, masih terdengar sayup bunyi-bunyian itu, bunyi dari hewan
kecil yang menggesekan kaki-kaki kecilnya. Terangkap jelas bayangan putih
samar-samar, tertangkap namun mustahil dapat digenggam. Bayangan yang
menyembunyikan suatu misteri di dalamnya, bayangan yang dapat menjadi butiran
air ketika raja siang datang. Tak kala terdengar ocehan-ocehan dari dalam
kandang, ocehan seekor kuda besi yang hendak keluar dari kandangnya. Seketika
Pak Kusir menghampiri si kuda besi dan menungganginya. Kuda besi pun berlari
perlahan kemudian kencang sesuai kendali Pak Kusir. Kuda besi berlari dengan
sekuat tenaga dengan kaki-kaki kokohnya. Entah,apakah Pak Kusir lelah? Lelah
mengendalikan si kuda besi.
Seorang Anak manusia terduduk diam di
belakang Pak Kusir, ocehan-ocehan kecil terlontar darinya. Memiliki harapan
agar Pak Kusir beserta Kuda Besinya selamat, Sepanjang perjalanan Anak manusia
itu berbicara dengan Pak Kusir tanpa bosan-bosannya. Tak kala tiba di suatu
tempat, kuda besi terhenti. Seorang Anak manusia itu turun dari Kuda besi
tersebut. Ia menunggu temannya, detik demi detik, akhirnya temannya datang jua.
Tak kala ia bertemu temannya itu maka itulah waktunya ia berpamitan dengan Pak
Kusir serta Kuda besinya itu. Di sudut pelupuk matanya, terlihat titik demi
titik air. Seakan tak rela akan sebuah perpisahan.
Dan lagi, Anak manusia itu berharap agar
Pak Kusir dan Kuda Besinya selamat sampai Kandang. Anak manusia itu pun pergi ,
langkah demi langkah menjauh dari kuda besi dan Pak Kusir . Tiap langkah anak
manusia itu selalu menoleh ke belakang. Sekali,dua kali, tiga kali pak kusir
masih ada di mana kuda besi itu terhenti. Namun keempat kalinya Pak Kusir dan
Kuda besinya sudah tidak ada. “Hmm…”,helaan nafas Anak manusia itu memberikan
arti kegelisahan.”Ingin cepat kembali ke Kandang itu lagi dan bertemu dengan
Pak Kusir,Kuda Besinya beserta keluarga Pak Kusir”,renung anak manusia itu.
^duapuluhsatumaretduaribuduabelas^
^perjuanganseorangayah^
^perjuanganseorangayah^
Kisah Tersirat