Jumat, 01 Januari 2016

Belajar Filsafat Belajar Berfilsafat



Ciri Belajar Filsafat
 
BELAJAR BERFILSAFAT
Berfilsafat adalah merenung. Perenungan yang berusaha untuk mencoba menyusun suatu sistem pengetahuan yang rasional, yang memadai untuk memahami dunia tempat kita hidup, maupun untuk memahami diri kita sendiri. Perenungan kefilsafatan bukan melamun dan bicara ngawur, tetapi menganalisa secara hati-hati terhadap penalaran-penalaran mengenai suatu masalah, penyusunan secara sengaja dan sistematis suatu sudut pandang yang menjadi dasar suatu tindakan. Dengan demikian kegiatan perenungan tersebut (filsafat) membawa kita kepada pemahaman, dan pemahaman membawa kita kepada tindakan yang lebih baik.

CIRI-CIRI PIKIRAN KEFILSAFATAN

1. Suatu bagan Konseptual
Perenungan kefilsafatan berusaha untuk menyusun suatu bagan konsepsional. Konsep adalah rencana kerja yang merupakan hasil generalisasi serta abstraksi dari pengalaman tentang hal-hal serta prosesnya satu demi satu. Di antara proses-proses yang dibicarakan adalah pemikiran itu sendiri, dan di antara yang dipikirkan adalah si pemikir itu sendiri. Dengan demikian, filsafat merupakan hasil "menjadi" (sadarnya manusia mengenai dirinya sendiri sebagai pemikir) dan menjadi kritis terhadap dirinya sendiri sebagai pemikir di dalam dunia yang dipikirkannya, dengan kata lain membicarakan juga kegiatan berpikir itu sendiri. Jadi tidak saja pemikiran kefilsafatan dapat memberi kesimpulan secara sah, melainkan juga tahu bagaimana cara sampai kepada kesimpulan tersebut

2. Ada saling hubungan di antara jawaban-jawaban
Kesulitan menjawab pertanyaan muncul karena saat kita mencoba menjawab suatu pertanyaan, akan muncul pertanyaan-pertanyaan lain. Untuk menjawab pertanyaa kebenaran, muncul pertanyaan kenyataan. Untuk menjawab kebajikan, muncul masalah kebebasan berkehendak. Mau tidak mau akan membawa kita kepada permasalahan tentang susunan dunia tempat di mana kita hidup. Bagaimana mungkin seorang disebut bajik jika dunia tempat ia hidup bersifat deterministik?

3. Sebuah sistem Filsafat harus bersifat Koheren (runtut/konsisten)
Suatu perenungan kefilsafatan tidak boleh mengandung pernyataan-pernyataan yang saling bertentangan. Filsafat berusaha memperoleh penyelesaian atau jawaban atas pertanyaan-pertanyaan agar dapat dipahami. Yang dinamakan penyelesaian adalah pernyataan yang terbukti benar, atau yang terbukti didasarkan atas bahan-bahan bukti yang ternyata lebih mendekati kebenaran. Kita tidak boleh mengatakan suatu pernyataan benar dan kemudian menyatakan pernyataan yang bertentangan juga benar. Untuk mengetahui apakah suatu pemikiran runtut atau tidak memang tidak mudah, sebab mungkin saja ada pernyataan-pernyataan yang tersembunyi yang berimplikasi kepada kontradiksi-kontradiksi.

4. Filsafat merupakan Pemikiran secara Rasional
Yang dimaksud dengan bagan konsepsional yang bersifat rasional adalah bagan yang bagian-bagiannya secara logis berhubungan satu dengan yang lainnya. Bagan tersebut berisi kesimpulan yang diperoleh dari premis-premis, dan premis-premisnya ditetapkan dengan benar. Ada sistem filsafat yang disusun seperti ilmu ukur, sangat terperinci, ada juga yang disusun yang uraian-uraiannya seperti prosa yang biasa. Filsafat bukan bicara asal-asalan, filsafat adalah usaha mencari kejelasan dan kecermatan secara gigih dan terus menerus. dalam hal ini filsafat merupakan sebuah kritik yang luar biasa, tetapi juga bersifat konstruktif.

5. Filsafat bersifat Menyeluruh (komprehensif)
Ilmu memberi penjelasan tentang kenyataan empiris yang dialami, filsafat berusaha untuk memperoleh penjelasan mengenai ilmu itu sendiri. Filsafat berusaha memberi penjelasan tentang dunia, termasuk dirinya sendiri dan dinyatakan dalam bentuk yang paling umum. Bersifat komprehensif berati tidak ada sesuatupun di luar jangkauannya. Filsafat dikatakan memadai jika bisa menjelaskan segalanya, jika tidak, maka filsafat tersebut harus diperluas dan ditolak. Descartes sudah mencobanya. Ia berpendapat bahwa jika ia dapat menemukan suatu kebenaran yang logis, maka ia dapat menerangkan dunia. Tetapi ia juga mempertanyakan apakah "kebenaran" itu? agar dapat mengenal suatu kebenaran yang tidak dapat diragukan lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar