Tawadhu,
Akhlak
Yang Sering Dilalaikan
'Aisyah radhiyallaahu ta'ala 'anha mengatakan:
"Sesungguhnya kalian sungguh sangat melalaikan ibadah yang paling utama,
yaitu tawadhu'"
Ummul
Mu’minin ‘Aisyah radhiyallaahu
ta’ala ‘anha mengatakan:
ﺇﻧﻜﻢ ﻟﺘﻐﻔﻠﻮﻥ ﻋﻦ ﺃﻓﻀﻞ
ﺍﻟﻌﺒﺎﺩﺍﺕ: ﺍﻟﺘﻮﺍﺿﻊ.
“Sesungguhnya kalian sungguh
sangat melalaikan ibadah yang paling utama, yaitu tawadhu’“(Az-Zuhd Li Imam Wakii’
II/463, Taarikh Jurjaan:
I/86).
Al-Imam
Fudhai bin ‘Iyadh ketika ditanya apa yang dimaksud dengan tawadhu’, maka beliau
rahimahullah
berkata:
أﻥ ﺗﺨﻀﻊ ﻟﻠﺤﻖ ﻭﺗﻨﻘﺎﺩ ﻟﻪ ، ﻭﻟﻮ
ﺳﻤﻌﺘﻪ ﻣﻦ ﺻﺒﻲ ﻗﺒﻠﺘﻪ ، ﻭﻟﻮ ﺳﻤﻌﺘﻪ ﻣﻦ ﺃﺟﻬﻞ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻗﺒﻠﺘﻪ
“(tawadhu’)
adalah engkau merendah dan tunduk kepada kebenaran. Jika engkau mendengarnya
dari seorang bocah engkau menerimanya, bahkan walaupun engkau mendengar
kebaikan itu dari orang yang paling bodoh sekalipun engkau mau menerimanya”(Hilyatul Auliya:
III/329).
Imam
Hasan al-Bashri rahimahullah
pernah berkata:
ﻫﻮ ﺃﻥ ﺗﺨﺮﺝ ﻣﻦ منزلك ولا ﺗﻠﻘﻰ
مسلما ﺇﻻ ﺭﺃﻳﺖ له عليك فضلا
“tawadhu’
adalah tatkala engkau keluar dari rumahmu dan tidaklah engkau menjumpai seorang
muslim pun kecuali engkau menganggap dia lebih utama dibandingkan dirimu”(Al-Ihyaa’: III/28).
Ibunda
kita yang mengingatkan kelalaian kita akan ibadah yang utama ini
benar-benar mempraktekkan apa yang dikatakannya, ‘Uqbah Bin Shuhban al-Hunnaa’i
rahimahullah
mengisahkan:
Aku
pernah bertanya kepada ‘Aisyah radhiyallahu
‘anha tentang makna ayat: “Kemudian
wariskan al-Kitab pada orang-orang yang kami pilih dari hamba-hamba kami, di
antara mereka ada yg menzalimi dirinya, dan diantara mereka ada yg pertengahan
dan diantara mereka ada orang-orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan”.
(QS. Faathir:32)
Beliaupun
menjawab:
: ﻳﺎ ﺑﻨﻲ ، ﻫﺆﻻﺀ ﻓﻲ
ﺍﻟﺠﻨﺔ. أﻣﺎ ﺍﻟﺴﺎﺑﻖ ﺑﺎﻟﺨﻴﺮﺍﺕ ﻓﻤﻦ ﻣﻀﻰ ﻋﻠﻰ ﻋﻬﺪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ،
ﺷﻬﺪ ﻟﻪ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺑﺎﻟﺤﻴﺎﺓ ﻭﺍﻟﺮﺯﻕ. ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﻤﻘﺘﺼﺪ ﻓﻤﻦ ﺍﺗﺒﻊ
ﺃﺛﺮﻩ ﻣﻦ ﺻﺤﺎﺑﻪ ﺣﺘﻰ ﻟﺤﻖ ﺑﻪ. ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﻈﺎﻟﻢ ﻟﻨﻔﺴﻪ ﻓﻤﺜﻠﻲ ﻭﻣﺜﻠﻜﻢ
“Wahai
anakku , mereka semuanya merupakan ahli surga. Yang berlomba-lomba dalam
kebaikan adalah mereka yang telah wafat di masa Rasulullah (hidup), mereka
adalah orang-orang yang mendapat persaksian dari Rasulullah dengan kenikmatan
hidup dan kebaikan rizki. Kaum pertengahan adalah mereka para shahabat
Nabi yg mengikuti jejaknya hingga mereka bertemu dengannya(wafat). Adapun
yang menzalimi dirinya sendiri adalah mereka adalah mereka yang seperti saya
dan kamu”.(Tafsiir
al-Qur’anil ‘Adziim:VI/549).
Sungguh
menakjubkan, Ibunda Aisyah memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang
yang mendzalimi dirinya sendiri. Padahal kita tahu beahwa beliau adalah wanita
terbaik, wanita yang Allah bela kesucian dirinya dari atas langit, seorang
wanita cerdas yang paling banyak meriwayatkan sunnah-sunnah kepada ummat.
Semoga
Allah merahmatimu wahai As-Shiddiqah
bintu as-Shiddiq. Dan semoga kami bisa meneladani keindahan
akhlakmu.
Sumber: https://muslim.or.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar