ANDA SEORANG MUSLIM..?
INILAH PRINSIP HIDUP ANDA…
Ketika semua orang
linglung, dengan prinsip hidup bagaimanakah saya pakai…
Islam dengan segala
kesempurnaannya telah lama menghadirkan prinsip hidup seorang muslim yang
begitu sempurna…dengan semua makna kesempurnaan…Allahu Akbar!!!
بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين وصلى الله وسلم
وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين, أما بعد:
1.
PILIH YANG PALING MUDAH SELAMA BUKAN DOSA DAN YANG PALING MUDAH PASTI DARI
ISLAM
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهَا
قَالَتْ مَا خُيِّرَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بَيْنَ أَمْرَيْنِ
إِلاَّ أَخَذَ أَيْسَرَهُمَا مَا لَمْ يَكُنْ إِثْمًا فَإِنْ كَانَ إِثْمًا كَانَ
أَبْعَدَ النَّاسِ مِنْهُ
Artinya: “’Aisyah
radhiyallahu ‘anha istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bercerita: “Tidaklah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dipilihkan antar dua pilihan melainkan
beliau memilih yang paling mudah dari keduanya, selama itu bukan dosa, jika itu
dosa, maka beliau manusia yang paling jauh dari dosa.” HR. Bukhari dan
Muslim.
{يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ}
[البقرة: 185]
Artinya: “Allah
menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” QS.
Al Baqarah: 185.
{مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ }
[المائدة: 6]
Artinya: “Allah
tidak hendak menyulitkan kamu.” QS. Al Maidah: 6.
- Contoh dari
permasalahan akidah: Menyembah hanya Allah semata lebih mudah daripada
menyembah banyak sembahan
- Contoh dari permasalahan
ibadah: Beribadah sesuai dengan hanya mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam lebih mudah dibandingkan beribadah dengan mencontoh banyak orang yang
tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
- Contoh dari permasalahan
mu’malah: Berdagang yang jujur lebih mudah daripada tidak jujur dan
menutup-nutupi keburukan barang atau lainnya.
- Contoh dalam tingkah
laku: Berkata yang benar meskipun pahit lebih baik daripada menutupi
terus-menerus di dalam kebatilan.
Silahkan cari contoh yang
lain…
2. JANGAN PERNAH MELAKUKAN
KESALAHAN YANG SAMA DUA KALI
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ
النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لاَ يُلْدَغُ الْمُؤْمِنُ مِنْ جُحْرٍ
وَاحِدٍ مَرَّتَيْنِ ».
Artinya: “Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu berkata: “Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Seorang Mukmin tidak terperosok ke dalam lubang yang sama dua
kali.” HR. Bukhari dan Muslim.
- Contoh permasalahan
akidah: jika sudah tahu bahwa selain Allah Ta’ala tidak pernah bisa mendengar
permohonan kita, maka jangan pernah meminta/memohon kecuali kepada Allah
- Contoh permasalahan
ibadah: jika gara-gara begadang maka ketinggalan shalat shubuh, maka jangan
pernah begadang.
- Contoh permasalahan
mu’amalah: Jika pernah diberi amanah memegang uang tidak amanah, maka jangan
pernah menerima amanah itu.
- Jika pernah berhutang
dan malas bayar padahal sudah mampu, maka jangan pernah berhutang
- Contoh permasalahan
tingkah laku: jika orangtua sekarang tidak bisa baca Al Quran dan tidak banyak
ilmu agama karena malas belajar agama, maka jangan tularkan itu kepada
keturunannya.
Silahkan cari contoh yang
lain.
3. MERASA SANGAT RUGI JIKA
KETINGGALAN KESEMPATAN UNTUK BERIBADAH
عن نَافِعٌ قَالَ قِيلَ لاِبْنِ عُمَرَ إِنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ
يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَنْ تَبِعَ
جَنَازَةً فَلَهُ قِيرَاطٌ مِنَ الأَجْرِ ». فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ أَكْثَرَ
عَلَيْنَا أَبُو هُرَيْرَةَ. فَبَعَثَ إِلَى عَائِشَةَ فَسَأَلَهَا فَصَدَّقَتْ
أَبَا هُرَيْرَةَ فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ لَقَدْ فَرَّطْنَا فِى قَرَارِيطَ
كَثِيرَةٍ.
Artinya: “Nafi’
rahimaullah berkata: “Dikatakan kepada Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku Mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang telah mengikuti jenazah maka
baginya satu qirath (gunung) pahala.” Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu
berkata: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menyebutkan terlalu banyak untuk
kita”, lalu beliau pergi menemui Aisyah radhiyallahu ‘anha dan bertanya
(tentang hadits) dan ternyata ‘Aisyah membenarkan Abu Hurairah, maka Ibnu Umar
radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sungguh, kita telah melalaikan bergunung-gunung
pahala yang sangat banyak.” HR. Muslim.
Berkata Ibnu Hajar
rahimahullah:
وفيه دلالة على فضيلة بن عمر من حرصه على العلم وتاسفه على ما فاته
من العمل الصالح
Artinya: “Di dalam hadits
ini menunjukkan keistimewaan Ibnu Umar radhiyiallahu ‘anhuma dari keinginan
kuat atas ilmu dan perasaan merasa rugi atas apa yang tertinggal darinya
berupa amal shalih.” Lihat kitab Fath Al Bary.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ - وَهَذَا حَدِيثُ قُتَيْبَةَ أَنَّ
فُقَرَاءَ الْمُهَاجِرِينَ أَتَوْا رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
فَقَالُوا ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلَى وَالنَّعِيمِ
الْمُقِيمِ. فَقَالَ « وَمَا ذَاكَ ». قَالُوا يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّى
وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ وَيَتَصَدَّقُونَ وَلاَ نَتَصَدَّقُ وَيُعْتِقُونَ
وَلاَ نُعْتِقُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَفَلاَ
أُعَلِّمُكُمْ شَيْئًا تُدْرِكُونَ بِهِ مَنْ سَبَقَكُمْ وَتَسْبِقُونَ بِهِ مَنْ
بَعْدَكُمْ وَلاَ يَكُونُ أَحَدٌ أَفْضَلَ مِنْكُمْ إِلاَّ مَنْ صَنَعَ مِثْلَ مَا
صَنَعْتُمْ ». قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « تُسَبِّحُونَ
وَتُكَبِّرُونَ وَتَحْمَدُونَ دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ مَرَّةً
». قَالَ أَبُو صَالِحٍ فَرَجَعَ فُقَرَاءُ الْمُهَاجِرِينَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- فَقَالُوا سَمِعَ إِخْوَانُنَا أَهْلُ الأَمْوَالِ بِمَا
فَعَلْنَا فَفَعَلُوا مِثْلَهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- «
ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ ».
Artinya: “Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu meriwayatakan bahwa kaum miskin dari kaum fakir Muhajirin
mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka mengadu:
“Orang-orang kaya mendapatkan derajat yang tinggi dan nikmat yang abadi”, lalu
Rasulullah bertanya: “Kenapa demikian?”, orang-orang fakir berkata: “Mereka
shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana mereka berpuasa,
mereka bersedekah tapi kami tidak bersedekah, mereka memerdekakan dan kami
tidak memerdekakan”, maka rasulullah berkata: “Maukah kalian aku ajarkan
sesuatu yang kalian dengan akan menyamai orang sebelum kalian dan mendahului
orang setelah kalian dan tidak ada seorangpun yang lebih utama daripada kalian
kecuali seorang yang berbuat seperti apa yang kalian perbuat.” Mereka
berkata: “Tentu mau, wahai Rasulullah”, lalu beliau bersabda: “Kalian
ucapkan subhanallah, alhamdulillah dan allahu akbar setiap akhir shalat
sebanyak 33, 33, 33 kali”, Abu Shalih berkata: “Maka kaum muhajirin
kembali lagi kepada Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam, mereka berkata:
“Kawan-kawan kami dari orang yang banyak harta mendengar (bacaan kami) maka
mereka berbuat seperti apa yang kami kerjakan”, maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Itulah kelebihan Allah yang Dia berikan
kepada siapa yang dikehendakinya.” HR. Bukhari dan Muslim.
LIHAT BAGAIMANA
ORANG-ORANG FAKIR DARI KAUM MUHAJIRIN MERASA RUGI KETIKA TIDAK MAMPU UNTUK
BERSEDEKAH SEBAGAIMANA ORANG-ORANG KAYA.
Contoh:
-
Merasa rugi jika ketinggalan shalat berjamaah karena di dalamnya; ketinggalan
pahala pergi ke masjid yaitu satu langkah diganjar pahala, satu langkah
dihapuskan dosa, satu langkah diangkat derajat, ketinggalan pahala menjawab
adzan yaitu mendapatkan syafaat rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
ketinggalan pahala shalat qabliyyah yaitu mendapat sebuah rumah di dalam surga,
ketinggalan kesempatan berdoa antar adzan dan iqamah yang tidak ada penghalang
antaranya dengan Allah Ta’ala, ketinggalan pahala menunggu shalat yaitu
didoakan oleh para malaikat, ketinggalan pahala shalat berjamaah yaitu 27
derajat dibandingkan shalat sendirian, ketinggalan pahala mendapatkan takbiratul
ihram imam yaitu terlepas dari dua sifat, sifat kemunafikan dan sifat siksa
neraka.
Contoh lain…silahkan cari
sendiri…
4. LAKUKAN SEGALA
AKTIFITAS HIDUP DUNIA TUJUANNYA ADALAH MASUK SURGA JAUH DARI API NERAKA
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ كُنْتُ مَعَ النَّبِىِّ -صلى الله
عليه وسلم- فِى سَفَرٍ فَأَصْبَحْتُ يَوْماً قَرِيباً مِنْهُ وَنَحْنُ نَسِيرُ
فَقُلْتُ يَا نَبِىَّ اللَّهِ أَخْبِرْنِى بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِى الْجَنَّةَ
وَيُبَاعِدُنِى مِنَ النَّارِ . قَالَ « لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيمٍ وَإِنَّهُ
لَيَسِيرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ تَعْبُدُ اللَّهَ وَلاَ تُشْرِكُ
بِهِ شَيْئاً وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ
وَتَحُجُّ الْبَيْتَ - ثُمَّ قَالَ - أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ
الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِى
جَوْفِ اللَّيْلِ ». ثُمَّ قَرَأَ قَوْلَهُ تَعَالَى (تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ
الْمَضَاجِعِ) حَتَّى بَلَغَ (يَعْمَلُونَ) ثُمَّ قَالَ « أَلاَ أُخْبِرُكَ
بِرَأْسِ الأَمْرِ وَعَمُودِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ ». فَقُلْتُ بَلَى يَا
رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ « رَأْسُ الأَمْرِ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ
سَنَامِهِ الْجِهَادُ - ثُمَّ قَالَ « أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمِلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ
». فَقُلْتُ لَهُ بَلَى يَا نَبِىَّ اللَّهِ.
فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ فَقَالَ « كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا ». فَقُلْتُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُونَ بِمَا نَتَكَلَّمُ بِهِ فَقَالَ «
ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا مُعَاذُ وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ عَلَى وُجُوهِهِمْ فِى
النَّارِ - أَوْ قَالَ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ - إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ ».
Artinya: “Mu’adz bin Jabal
pernah berkata: “Aku pernah bersama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
di dalam sebuah perjalanan, suatu pagi aku dekat dengan beliau ketika itu kita
lagi dalam perjalanan, lalu aku bertanya: “Wahai Nabi Allah, beritahukanlah
kepadaku akan sebuah amalan yang akan memasukkanku ke dalam surga da
menjauhkanku dari neraka.” Beliau menjawab: “Sungguh kamu telah bertanya
tentang yang agung dan sesungguhnya hal itu sangat mudah bagi siapa yang
dimudahkan Allah atasnya, yaitu kamu beribadahlah kepada Allah tidak
menyekutukannya dengan sesuatu apapun, mendirikan shalat, membayar zakat,
berpuasa pada bulan Ramadhan, menunaikan haji, kemudian beliau berkata: “Maukah
aku tujukan kepada pintu-pintu kebaikan?, puasa adalah benteng, sedekah akan
menghapuskan dosa, dan shalat seseorang pada malam hari…”. HR. Ahmad.
عن رَبِيعَةُ بْنُ كَعْبٍ الأَسْلَمِىُّ قَالَ كُنْتُ أَبِيتُ مَعَ
رَسُولِ اللَّهِ –صلى الله عليه وسلم- فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ فَقَالَ
لِى « سَلْ ». فَقُلْتُ أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِى الْجَنَّةِ. قَالَ «
أَوَغَيْرَ ذَلِكَ ». قُلْتُ هُوَ ذَاكَ. قَالَ « فَأَعِنِّى عَلَى نَفْسِكَ
بِكَثْرَةِ السُّجُودِ ».
Artinya: “Rabi’ah binKa’ab
Al Asalamy radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku pernah bermalam bersama Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu aku datang membawa wudhu dan hajat, lalu
beliau berkata: “Mintalah”, maka akupun berkata: “Aku memohon
kepadamu agar bisa bersamamu di dalam surga”, beliau bertanya: “Adakah yang
lain?”, aku berkata: “Itu saja”, beliau bersabda: “Maka tolonglah aku
atas dirimu dengan banyak sujud”. HR. Muslim.
LIHATLAH…BAGAIMANA
PERMINTAAN MUADZ DAN RABI’AH radhiyallahu 'anhuma YANG MENUNJUKKAN BAHWA
ORIENTASI MEREKA ADALAH MASUK SURGA JAUH DARI API NERAKA.
5. MENINGGALKAN SESUATU
YANG TIDAK BERMANFAAT, TERUTAMA TIDAK MANFAAT DI KEHIDUPAN AKHIRAT.
عنْ عَلِىِّ بْنِ حُسَيْنٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله
عليه وسلم- « إِنَّ مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكَهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
».
Artinya: “Ali bin Husain
radhiyallahua ‘anhuma berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Sesungguhnya termasuk kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan
sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.” HR. Tirmidzi.
Contoh:
-
Jika berkata-kata mendatangkan dosa, maka lebih baik diam
-
Jika keluar rumah mendatangkan dosa, maka lebih baik diam di dalam rumah
kecuali harus keluar rumah maka harus jaga pandangan dan seluruh anggota tubuh
shingga tidak mendatangkan dosa. Wallahu a’lam.
Sumber:DakwahSunnah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar