Filsafat dan Ilmu
CIRI UTAMA ILMU:
ü Ilmu adalah sebagian pengetahuan
bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diukur, dan dibuktikan. Berbeda
dengan iman, yaitu pengetahuan didasarkan atas keyakinan kepada yang gaib dan
penghayatan serta pengalaman pribadi
ü Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak
pernah mengartikan kepingan pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya
ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang mengacu ke obyek [atau alam obyek]
yang sama dan saling berkaitan secara logis. Karena itu, koherensi sistematik
adalajh hakikat ilmu. Prinsip-prinsip obyek dan hubungan-hubungannya yang
tercermin dalam kaitan-kaiatan logis yang dapat dilihat dengan jelas. Bahwa
prinsip-prinsip logis yang dapat dilihat dengan jelas. Bahwa prinsip-prinsip
metafisis obyek menyingkapkan dirinya sendiri kepada kita dalam prosedur ilmu
secara lamban, didasarkan pada sifat khusus intelek kita yang tidak dapat
dicarikan oleh visi ruhani terhadap realitas tetapi oleh berpikir
ü Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap
berkenaan dengan masing-masing penalaran perorangan, sebab ilmu dapat memuat di
dalamnya dirinya sendiri hipotesis-hipotesis dan teori-teori yang belum
sepenuhnya dimantapkan
ü Ciri hakiki lainnya dari ilmu ialah
metodologi, sebab kaitan logis yang dicari ilmu tidak dicapai dengan penggabungan
tidak teratur dan tidak terarah dari banyak pengamatan ide yang terpisah-pisah.
Sebaliknya, ilmu menuntut pengamatan dan berpikir metodis, tertata rapi. Alat
Bantu metodologis yang penting adalah terminology ilmiah. Yang disebut
belakangan ini mencoba konsep-konsep ilmu.
DIFINISI ILMU MENURUT
PARA AHLI
Ø Mohammad Hatta,
mendifinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum
kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut
kdudukannya tampak dari luar, amupun menurut hubungannya dari dalam
Ø Ralp Ross dan Ernest
Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan
sistematik, dan keempatnya serentak
Ø Karl Pearson,
mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten
tentang fakta pengalaman dengan istilah sederhana
Ø Ashely Montagu, Guru
Besar Antropolo di Rutgers University menyimpulkan bahwa ilmu adalah
pengetahuan yang disususn dalam satu system yang berasal dari pengamatan, studi
dan percobaan untuk menetukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang
dikaji.
Ø Harsojo, Guru Besar
antropolog di Universitas Pajajaran, menerangkan bahwa ilmu adalah: Merupakan
akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan
-------Suatu pendekatan atau mmetode
pendekatan terhadap seluruh dunia empirisyaitu dunia yang terikat oleh factor
ruang dan waktu yang pada prinsipnya dapat diamati panca indera manusia
-------Suatu cara menganlisis yang mengizinkan
kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk:
“jika,….maka…” Afanasyef, seorang pemikir Marxist bangsa Rusia mendefinisikan
ilmu adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia
mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum, yang ketetapnnya
dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
PERSAMAAN DAN
PERBEDAAN FILSAFAT DAN ILMU
PERSAMAAN:
· Keduanya mencari
rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek selengkap-lengkapnya sampai
ke-akar-akarnya
· Keduanya memberikan
pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara kejadian-kejadian
yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-akibatnya
· Keduanya hendak
memberikan sistesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan
· Keduanya mempunyai
metode dan sistem
· Keduanya hendak
memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia
[obyektivitas], akan pengetahuan yang lebih mendasar.
PERBEDAAN:
·
Obyek material
[lapangan] filsafat itu bersifat universal [umum], yaitu segala sesuatu yang
ada [realita] sedangkan obyek material ilmu [pengetahuan ilmiah] itu bersifat
khusus dan empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada disiplin bidang
masing-masing secra kaku dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak
terkotak-kotak dalam disiplin tertentu Obyek formal [sudut pandangan] filsafat
itu bersifat non fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu
yang ada itu secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat
fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu
bersifatv teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan
penyatuan diri dengan realita
·
Filsafat dilaksanakan
dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan daya spekulasi, kritis, dan
pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan trial and
error. Oleh karena itu, nilai ilmu terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan
kegunaan filsafat timbul dari nilainnya
·
Filsafat memuat
pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan pada pengalaman realitas
sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan secara logis,
yang dimulai dari tidak tahu menjadi tahu
Sumber: Baktiar,Amsal.Filsafat Ilmu.PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
CIRI UTAMA ILMU:
Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris,
sistematis, dapat diukur, dan dibuktikan. Berbeda dengan iman, yaitu
pengetahuan didasarkan atas keyakinan kepada yang gaib dan penghayatan
serta pengalaman pribadi
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan
pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh
kesatuan ide yang mengacu ke obyek [atau alam obyek] yang sama dan
saling berkaitan secara logis. Karena itu, koherensi sistematik adalajh
hakikat ilmu. Prinsip-prinsip obyek dan hubungan-hubungannya yang
tercermin dalam kaitan-kaiatan logis yang dapat dilihat dengan jelas.
Bahwa prinsip-prinsip logis yang dapat dilihat dengan jelas. Bahwa
prinsip-prinsip metafisis obyek menyingkapkan dirinya sendiri kepada
kita dalam prosedur ilmu secara lamban, didasarkan pada sifat khusus
intelek kita yang tidak dapat dicarikan oleh visi ruhani terhadap
realitas tetapi oleh berpikir
Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan
masing-masing penalaran perorangan, sebab ilmu dapat memuat di dalamnya
dirinya sendiri hipotesis-hipotesis dan teori-teori yang belum
sepenuhnya dimantapan
Ciri hakiki lainnya dari ilmu ialah metodologi, sebab kaitan logis
yang dicari ilmu tidak dicapai dengan penggabungan tidak teratur dan
tidak terarah dari banyak pengamatan ide yang terpisah-pisah.
Sebaliknya, ilmu menuntut pengamatan dan berpikir metodis, tertata rapi.
Alat Bantu metodologis yang penting adalah terminology ilmiah. Yang
disebut belakangan ini mencoba konsep-konsep ilmu.
DIFINISI ILMU MENURUT PARA AHLI
Mohammad Hatta, mendifinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur
tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama
tabiatnya, maupun menurut kdudukannya tampak dari luar, amupun menurut
hubungannya dari dalam
Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang
empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak
Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang
komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah
sederhana
Ashely Montagu, Guru Besar Antropolo di Rutgers University
menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disususn dalam satu
system yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menetukan
hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
Harsojo, Guru Besar antropolog di Universitas Pajajaran, menerangkan
bahwa ilmu adalah:
Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan
-------Suatu pendekatan atau mmetode pendekatan terhadap seluruh
dunia empirisyaitu dunia yang terikat oleh factor ruang dan waktu yang
pada prinsipnya dapat diamati panca indera manusia
-------Suatu cara menganlisis yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya
untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk: “jika,….maka…”
Afanasyef, seorang pemikir Marxist bangsa Rusia mendefinisikan ilmu
adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia
mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum, yang
ketetapnnya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN FILSAFAT DAN ILMU
PERSAMAAN:
Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek
selengkap-lengkapnya sampai ke-akar-akarnya
Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang
ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan
sebab-akibatnya
Keduanya hendak memberikan sistesis, yaitu suatu pandangan yang
bergandengan
Keduanya mempunyai metode dan sistem
Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya
timbul dari hasrat manusia [obyektivitas], akan pengetahuan yang lebih
mendasar.
PERBEDAAN:
Obyek material [lapangan] filsafat itu bersifat universal [umum],
yaitu segala sesuatu yang ada [realita] sedangkan obyek material ilmu
[pengetahuan ilmiah] itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu
hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secra kaku dan
terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam
disiplin tertentu
Obyek formal [sudut pandangan] filsafat itu bersifat non
fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu
secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat
fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu
bersifatv teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan
penyatuan diri dengan realita
Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan
daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan
riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu
terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul
dari nilainnya
Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan
pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat
diskursif, yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak tahu
menjadi tahu
Filsafat memberikan penjelasan yang terakhri, yang mutlak, dan
mendalam sampai mendasar [primary cause] sedangkan ilmu menunjukkan
sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
CIRI UTAMA ILMU:
Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris,
sistematis, dapat diukur, dan dibuktikan. Berbeda dengan iman, yaitu
pengetahuan didasarkan atas keyakinan kepada yang gaib dan penghayatan
serta pengalaman pribadi
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan
pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh
kesatuan ide yang mengacu ke obyek [atau alam obyek] yang sama dan
saling berkaitan secara logis. Karena itu, koherensi sistematik adalajh
hakikat ilmu. Prinsip-prinsip obyek dan hubungan-hubungannya yang
tercermin dalam kaitan-kaiatan logis yang dapat dilihat dengan jelas.
Bahwa prinsip-prinsip logis yang dapat dilihat dengan jelas. Bahwa
prinsip-prinsip metafisis obyek menyingkapkan dirinya sendiri kepada
kita dalam prosedur ilmu secara lamban, didasarkan pada sifat khusus
intelek kita yang tidak dapat dicarikan oleh visi ruhani terhadap
realitas tetapi oleh berpikir
Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan
masing-masing penalaran perorangan, sebab ilmu dapat memuat di dalamnya
dirinya sendiri hipotesis-hipotesis dan teori-teori yang belum
sepenuhnya dimantapan
Ciri hakiki lainnya dari ilmu ialah metodologi, sebab kaitan logis
yang dicari ilmu tidak dicapai dengan penggabungan tidak teratur dan
tidak terarah dari banyak pengamatan ide yang terpisah-pisah.
Sebaliknya, ilmu menuntut pengamatan dan berpikir metodis, tertata rapi.
Alat Bantu metodologis yang penting adalah terminology ilmiah. Yang
disebut belakangan ini mencoba konsep-konsep ilmu.
DIFINISI ILMU MENURUT PARA AHLI
Mohammad Hatta, mendifinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur
tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama
tabiatnya, maupun menurut kdudukannya tampak dari luar, amupun menurut
hubungannya dari dalam
Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang
empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak
Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang
komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah
sederhana
Ashely Montagu, Guru Besar Antropolo di Rutgers University
menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disususn dalam satu
system yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menetukan
hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
Harsojo, Guru Besar antropolog di Universitas Pajajaran, menerangkan
bahwa ilmu adalah:
Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan
-------Suatu pendekatan atau mmetode pendekatan terhadap seluruh
dunia empirisyaitu dunia yang terikat oleh factor ruang dan waktu yang
pada prinsipnya dapat diamati panca indera manusia
-------Suatu cara menganlisis yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya
untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk: “jika,….maka…”
Afanasyef, seorang pemikir Marxist bangsa Rusia mendefinisikan ilmu
adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia
mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum, yang
ketetapnnya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN FILSAFAT DAN ILMU
PERSAMAAN:
Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek
selengkap-lengkapnya sampai ke-akar-akarnya
Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang
ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan
sebab-akibatnya
Keduanya hendak memberikan sistesis, yaitu suatu pandangan yang
bergandengan
Keduanya mempunyai metode dan sistem
Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya
timbul dari hasrat manusia [obyektivitas], akan pengetahuan yang lebih
mendasar.
PERBEDAAN:
Obyek material [lapangan] filsafat itu bersifat universal [umum],
yaitu segala sesuatu yang ada [realita] sedangkan obyek material ilmu
[pengetahuan ilmiah] itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu
hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secra kaku dan
terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam
disiplin tertentu
Obyek formal [sudut pandangan] filsafat itu bersifat non
fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu
secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat
fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu
bersifatv teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan
penyatuan diri dengan realita
Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan
daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan
riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu
terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul
dari nilainnya
Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan
pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat
diskursif, yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak tahu
menjadi tahu
Filsafat memberikan penjelasan yang terakhri, yang mutlak, dan
mendalam sampai mendasar [primary cause] sedangkan ilmu menunjukkan
sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
CIRI UTAMA ILMU:
Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris,
sistematis, dapat diukur, dan dibuktikan. Berbeda dengan iman, yaitu
pengetahuan didasarkan atas keyakinan kepada yang gaib dan penghayatan
serta pengalaman pribadi
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan
pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh
kesatuan ide yang mengacu ke obyek [atau alam obyek] yang sama dan
saling berkaitan secara logis. Karena itu, koherensi sistematik adalajh
hakikat ilmu. Prinsip-prinsip obyek dan hubungan-hubungannya yang
tercermin dalam kaitan-kaiatan logis yang dapat dilihat dengan jelas.
Bahwa prinsip-prinsip logis yang dapat dilihat dengan jelas. Bahwa
prinsip-prinsip metafisis obyek menyingkapkan dirinya sendiri kepada
kita dalam prosedur ilmu secara lamban, didasarkan pada sifat khusus
intelek kita yang tidak dapat dicarikan oleh visi ruhani terhadap
realitas tetapi oleh berpikir
Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan
masing-masing penalaran perorangan, sebab ilmu dapat memuat di dalamnya
dirinya sendiri hipotesis-hipotesis dan teori-teori yang belum
sepenuhnya dimantapan
Ciri hakiki lainnya dari ilmu ialah metodologi, sebab kaitan logis
yang dicari ilmu tidak dicapai dengan penggabungan tidak teratur dan
tidak terarah dari banyak pengamatan ide yang terpisah-pisah.
Sebaliknya, ilmu menuntut pengamatan dan berpikir metodis, tertata rapi.
Alat Bantu metodologis yang penting adalah terminology ilmiah. Yang
disebut belakangan ini mencoba konsep-konsep ilmu.
DIFINISI ILMU MENURUT PARA AHLI
Mohammad Hatta, mendifinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur
tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama
tabiatnya, maupun menurut kdudukannya tampak dari luar, amupun menurut
hubungannya dari dalam
Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang
empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak
Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang
komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah
sederhana
Ashely Montagu, Guru Besar Antropolo di Rutgers University
menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disususn dalam satu
system yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menetukan
hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
Harsojo, Guru Besar antropolog di Universitas Pajajaran, menerangkan
bahwa ilmu adalah:
Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan
-------Suatu pendekatan atau mmetode pendekatan terhadap seluruh
dunia empirisyaitu dunia yang terikat oleh factor ruang dan waktu yang
pada prinsipnya dapat diamati panca indera manusia
-------Suatu cara menganlisis yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya
untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk: “jika,….maka…”
Afanasyef, seorang pemikir Marxist bangsa Rusia mendefinisikan ilmu
adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia
mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum, yang
ketetapnnya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN FILSAFAT DAN ILMU
PERSAMAAN:
Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek
selengkap-lengkapnya sampai ke-akar-akarnya
Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang
ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan
sebab-akibatnya
Keduanya hendak memberikan sistesis, yaitu suatu pandangan yang
bergandengan
Keduanya mempunyai metode dan sistem
Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya
timbul dari hasrat manusia [obyektivitas], akan pengetahuan yang lebih
mendasar.
PERBEDAAN:
Obyek material [lapangan] filsafat itu bersifat universal [umum],
yaitu segala sesuatu yang ada [realita] sedangkan obyek material ilmu
[pengetahuan ilmiah] itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu
hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secra kaku dan
terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam
disiplin tertentu
Obyek formal [sudut pandangan] filsafat itu bersifat non
fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu
secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat
fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu
bersifatv teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan
penyatuan diri dengan realita
Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan
daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan
riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu
terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul
dari nilainnya
Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan
pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat
diskursif, yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak tahu
menjadi tahu
Filsafat memberikan penjelasan yang terakhri, yang mutlak, dan
mendalam sampai mendasar [primary cause] sedangkan ilmu menunjukkan
sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
CIRI UTAMA ILMU:
Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris,
sistematis, dapat diukur, dan dibuktikan. Berbeda dengan iman, yaitu
pengetahuan didasarkan atas keyakinan kepada yang gaib dan penghayatan
serta pengalaman pribadi
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengartikan kepingan
pengetahuan satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu menandakan seluruh
kesatuan ide yang mengacu ke obyek [atau alam obyek] yang sama dan
saling berkaitan secara logis. Karena itu, koherensi sistematik adalajh
hakikat ilmu. Prinsip-prinsip obyek dan hubungan-hubungannya yang
tercermin dalam kaitan-kaiatan logis yang dapat dilihat dengan jelas.
Bahwa prinsip-prinsip logis yang dapat dilihat dengan jelas. Bahwa
prinsip-prinsip metafisis obyek menyingkapkan dirinya sendiri kepada
kita dalam prosedur ilmu secara lamban, didasarkan pada sifat khusus
intelek kita yang tidak dapat dicarikan oleh visi ruhani terhadap
realitas tetapi oleh berpikir
Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan
masing-masing penalaran perorangan, sebab ilmu dapat memuat di dalamnya
dirinya sendiri hipotesis-hipotesis dan teori-teori yang belum
sepenuhnya dimantapan
Ciri hakiki lainnya dari ilmu ialah metodologi, sebab kaitan logis
yang dicari ilmu tidak dicapai dengan penggabungan tidak teratur dan
tidak terarah dari banyak pengamatan ide yang terpisah-pisah.
Sebaliknya, ilmu menuntut pengamatan dan berpikir metodis, tertata rapi.
Alat Bantu metodologis yang penting adalah terminology ilmiah. Yang
disebut belakangan ini mencoba konsep-konsep ilmu.
DIFINISI ILMU MENURUT PARA AHLI
Mohammad Hatta, mendifinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur
tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama
tabiatnya, maupun menurut kdudukannya tampak dari luar, amupun menurut
hubungannya dari dalam
Ralp Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang
empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak
Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang
komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah
sederhana
Ashely Montagu, Guru Besar Antropolo di Rutgers University
menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disususn dalam satu
system yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menetukan
hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
Harsojo, Guru Besar antropolog di Universitas Pajajaran, menerangkan
bahwa ilmu adalah:
Merupakan akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan
-------Suatu pendekatan atau mmetode pendekatan terhadap seluruh
dunia empirisyaitu dunia yang terikat oleh factor ruang dan waktu yang
pada prinsipnya dapat diamati panca indera manusia
-------Suatu cara menganlisis yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya
untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk: “jika,….maka…”
Afanasyef, seorang pemikir Marxist bangsa Rusia mendefinisikan ilmu
adalah pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan pikiran. Ia
mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-hukum, yang
ketetapnnya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN FILSAFAT DAN ILMU
PERSAMAAN:
Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki obyek
selengkap-lengkapnya sampai ke-akar-akarnya
Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang
ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan
sebab-akibatnya
Keduanya hendak memberikan sistesis, yaitu suatu pandangan yang
bergandengan
Keduanya mempunyai metode dan sistem
Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya
timbul dari hasrat manusia [obyektivitas], akan pengetahuan yang lebih
mendasar.
PERBEDAAN:
Obyek material [lapangan] filsafat itu bersifat universal [umum],
yaitu segala sesuatu yang ada [realita] sedangkan obyek material ilmu
[pengetahuan ilmiah] itu bersifat khusus dan empiris. Artinya, ilmu
hanya terfokus pada disiplin bidang masing-masing secra kaku dan
terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat tidak terkotak-kotak dalam
disiplin tertentu
Obyek formal [sudut pandangan] filsafat itu bersifat non
fragmentaris, karena mencari pengertian dari segala sesuatu yang ada itu
secara luas, mendalam dan mendasar. Sedangkan ilmu bersifat
fragmentaris, spesifik, dan intensif. Di samping itu, obyek formal itu
bersifatv teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide manusia itu mengadakan
penyatuan diri dengan realita
Filsafat dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan
daya spekulasi, kritis, dan pengawasan, sedangkan ilmu haruslah diadakan
riset lewat pendekatan trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu
terletak pada kegunaan pragmatis, sedangkan kegunaan filsafat timbul
dari nilainnya
Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan lebih mendalam berdasarkan
pada pengalaman realitas sehari-hari, sedangkan ilmu bersifat
diskursif, yaitu menguraikan secara logis, yang dimulai dari tidak tahu
menjadi tahu
Filsafat memberikan penjelasan yang terakhri, yang mutlak, dan
mendalam sampai mendasar [primary cause] sedangkan ilmu menunjukkan
sebab-sebab yang tidak begitu mendalam, yang lebih dekat, yang sekunder
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar