Keutamaan Shalat Dhuha
Shalat
Dhuha merupakan ibadah yang penting setelah ibadah wajib bagi umat muslim.
Bukan hanya karena shalat Dhuha ada kaitannya dengan rezeki seseorang, tetapi
shalat Dhuha memiliki berbagai keutamaan dan sebagai bentuk kecintaan serta
penghambaan diri kepada Allah Swt di antara keutamaan-keutamaan shalat Dhuha
adalah:
1.
Sebagai bentuk sedekahnya
tubuh.
Dalam
sebuah hadits disebutkan bahwasanya dari Abi Dzar, dari Rasulullah Saw
bersabda: “Pada pagi hari setiap tulang (persendian) dari kalian akan dihitung
sebagai sedekah. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah
sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah,
menganjurkan kebaikan serta mencegah kemungkaran itu adalah sedekah. Semua itu
cukup dengan dua rakaat yang dilaksanakan di waktu Dhuha.” (HR.Muslim, Abu
Dawud, dan riwayat Bukhari dari Abi Hurairah).
2.
Akan dibangunkan istana di
surga oleh Allah Swt bagi yang mengerjakannya.
Janji
Allah Swt tersebut terdapat dalam hadis Nabi Muhammad Saw.: “Dari Anas bin
Malik Ra. Bahwasanya Rasulullah Saw berdsabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat
Dhuha sebanyak 12 (dua belas) rakaat maka Allah Swt akan membangunkan untuknya
istana di surga.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
3.
Mendatangkan rezeki dan
menolak kefakiran.
Salah
satu keutamaan shalat Dhuha yang diketahui oleh banyak orang adalah shalat
Dhuha erat kaitannya dengan masalah rezeki. Orang yang gemar dan rajin
menjalankannya akan selalu dimudahkan oleh Allah Swt dalam urusan rezekinya.
Sebagaimana sabda Rasulullah Saw: “Shalat Dhuha itu dapat mendatangkan rezeki
dan menolak kefakiran. Dan, tidak akan ada yang memelihara shalat Dhuha
melainkan orang-orang yang bertaubat.” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
4.
Shalat Dhuha merupakan
ibadah yang diwasyiatkan Rasulullah Saw.
Sebagaimana
hadis yang berisi wasiat Rasulullah Saw kepada Abi Hurairah Ra: “Dari Abi
Hurairah Ra, beliau berkata: “Kekasihku (Rasulullah Saw) mewasiatkan kepadaku
tiga hal: puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dua rakaat, dan shalat
Witir sebelum tidur.” (HR.Bukhari dan Muslim).
5.
Mendapat jaminan
terpenuhinya kebutuhan di sore hari.
Orang
yang gemar melakukan shalat Dhuha di pagi harinya maka Allah Swt akan menjamin
baginya terpenuhi kebutuhannya hingga sore hari, sebagaimana disebutkan dalam
hadis Rasulullah Saw; “Dari Uqbah bin Amir al-Jubani Ra, bahwasanya Rasulullah
Saw bersabda; “Sesungguhnya Allah Swt berfirman: “Wahai anak Adam, laksanakan
untuk-Ku empat rakaat sebelum siang, Aku akan penuhi kebutuhanmu dengan shalat
tersebut di akhir harimu.” (HR. Ahmad).
6.
Orang yang mengerjakan
shalat Dhuha bagaikan orang yang mendapat banyak harta rampasan perang.
“Dari
Abi Hurairah Ra, beliau berkata: Rasulullah Saw mengutus sekelompok utusan
perang, kemudian utusan ini membawa banyak harta rampasan perang dan cepat
pulang. Kemudian ada yang berkata: Wahai Rasulullah Saw kami tidak pernah
melihat kelompok yang lebih cepat pulang dan lebih banyak membawa ganimah
dibandingkan utusan ini. Kemudian beliau menjawab; ‘Maukah aku kabarkan keadaan
yang lebih cepat pulang membawa kemenangan dan lebih banyak membawa rampasan
perang? Yaitu seseorang berwudhu di rumahnya dan menyempurnakan wudunya
kemudian pergi ke masjid dan melakukan shalat Subuh kemudian diakhiri dengan
shalat Dhuha. Maka orang ini lebih cepat kembali pulang membawa kemenangan dan
lebih banyak rampasan perangnya.” (HR. abu Ya’la dan Ibnu Hibban).
7.
Mendapat pahala seperti
orang umrah.
Orang
yang membiasakan diri mengerjakan shlat Dhuha akan mendapat balasan dari Allah
Swt berupa pahala sebagaimana pahlanya orang yang berumrah. Sebagaimana dalam
sabda Rasulullah Saw: “Dari Abu Umamah Ra, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:
‘Barangsiapa yang keluar dari rumahnya untuk shalat berjamaah dalam keadaan
telah bersuci, maka pahalanya seperti pahala jamaah haji yang sedang ihram. Dan
barang siapa yang beranjak untuk melakukan shalat Dhuha, tidak ada yang
menyebabkan dia keluar (dari rumahnya) kecuali untuk shalat Dhuha, maka
pahalanya seperti pahala orang yang umrah. Dan shlat setelah melaksanakan
shalat yang di antara kedua shalat tersebut tidak membicarakan masalah dunia
adalah amalan yang dicatat illiyyin (tempat catatan amal kebaikan). (HR. Abu
Daud).
8.
Shalat dhuha merupakan
shalatnya para awwabin.
Awwabin
merupakan sebutan bagi orang yang kembali, artinya mereka suka kembali kepada
Allah Swt. Mereka kembali kepada Allah Swt melalui shalat, taubat, ibadah,
ikhlas, dan meninggalkan hawa nafsu. Shalat Dhuha merupakan shalat yang biasa
dikerjakan oleh para awwabin ini.
“Dari
Abi Hurairah Ra, bahwasanya Rasulullah Saw bersbda; “Tidak ada yang menjaga
shalat Dhuha kecuali para awwabiin’. Beliau berkata: ‘Shalat Dhuha adalah
shalatnya para awwabiin.” (HR. ath-Thabrani, Ibnu Khuzaimah, dan al-Hakim).
9.
Mendapat kemuliaan masuk
surga melalui pintu Dhuha.
Dalam
sebuah hadits Qudsi disebutkan; “Sesungguhnya di dalam surge ada pintu yang
dinamakan pintu Dhuha. Maka ketika datang hari kiamat memanggillah (yang
memanggil Allah Swt.), di manakah orang yang selalu mengerjakan sembahyang
atas-Ku dengan sembahyang Dhuha? Inilah pintu kamu, maka masuklah kamu ke dalam
surge dengan rahmat Allah Swt.” (HR. Thabrani dan Abu Hurairah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar