Senin, 28 Desember 2015

Keutamaan Sholat Dhuha



Keutamaan Shalat Dhuha

Shalat Dhuha merupakan ibadah yang penting setelah ibadah wajib bagi umat muslim. Bukan hanya karena shalat Dhuha ada kaitannya dengan rezeki seseorang, tetapi shalat Dhuha memiliki berbagai keutamaan dan sebagai bentuk kecintaan serta penghambaan diri kepada Allah Swt di antara keutamaan-keutamaan shalat Dhuha adalah:

1.         Sebagai bentuk sedekahnya tubuh.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwasanya dari Abi Dzar, dari Rasulullah Saw bersabda: “Pada pagi hari setiap tulang (persendian) dari kalian akan dihitung sebagai sedekah. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menganjurkan kebaikan serta mencegah kemungkaran itu adalah sedekah. Semua itu cukup dengan dua rakaat yang dilaksanakan di waktu Dhuha.” (HR.Muslim, Abu Dawud, dan riwayat Bukhari dari Abi Hurairah).

2.       Akan dibangunkan istana di surga oleh Allah Swt bagi yang mengerjakannya.
Janji Allah Swt tersebut terdapat dalam hadis Nabi Muhammad Saw.: “Dari Anas bin Malik Ra. Bahwasanya Rasulullah Saw berdsabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak 12 (dua belas) rakaat maka Allah Swt akan membangunkan untuknya istana di surga.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

3.       Mendatangkan rezeki dan menolak kefakiran.
Salah satu keutamaan shalat Dhuha yang diketahui oleh banyak orang adalah shalat Dhuha erat kaitannya dengan masalah rezeki. Orang yang gemar dan rajin menjalankannya akan selalu dimudahkan oleh Allah Swt dalam urusan rezekinya. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw: “Shalat Dhuha itu dapat mendatangkan rezeki dan menolak kefakiran. Dan, tidak akan ada yang memelihara shalat Dhuha melainkan orang-orang yang bertaubat.” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

4.       Shalat Dhuha merupakan ibadah yang diwasyiatkan Rasulullah Saw.
Sebagaimana hadis yang berisi wasiat Rasulullah Saw kepada Abi Hurairah Ra: “Dari Abi Hurairah Ra, beliau berkata: “Kekasihku (Rasulullah Saw) mewasiatkan kepadaku tiga hal: puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dua rakaat, dan shalat Witir sebelum tidur.” (HR.Bukhari dan Muslim).

5.       Mendapat jaminan terpenuhinya kebutuhan di sore hari.
Orang yang gemar melakukan shalat Dhuha di pagi harinya maka Allah Swt akan menjamin baginya terpenuhi kebutuhannya hingga sore hari, sebagaimana disebutkan dalam hadis Rasulullah Saw; “Dari Uqbah bin Amir al-Jubani Ra, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda; “Sesungguhnya Allah Swt berfirman: “Wahai anak Adam, laksanakan untuk-Ku empat rakaat sebelum siang, Aku akan penuhi kebutuhanmu dengan shalat tersebut di akhir harimu.” (HR. Ahmad).

6.       Orang yang mengerjakan shalat Dhuha bagaikan orang yang mendapat banyak harta rampasan perang.
“Dari Abi Hurairah Ra, beliau berkata: Rasulullah Saw mengutus sekelompok utusan perang, kemudian utusan ini membawa banyak harta rampasan perang dan cepat pulang. Kemudian ada yang berkata: Wahai Rasulullah Saw kami tidak pernah melihat kelompok yang lebih cepat pulang dan lebih banyak membawa ganimah dibandingkan utusan ini. Kemudian beliau menjawab; ‘Maukah aku kabarkan keadaan yang lebih cepat pulang membawa kemenangan dan lebih banyak membawa rampasan perang? Yaitu seseorang berwudhu di rumahnya dan menyempurnakan wudunya kemudian pergi ke masjid dan melakukan shalat Subuh kemudian diakhiri dengan shalat Dhuha. Maka orang ini lebih cepat kembali pulang membawa kemenangan dan lebih banyak rampasan perangnya.” (HR. abu Ya’la dan Ibnu Hibban).

7.       Mendapat pahala seperti orang umrah.
Orang yang membiasakan diri mengerjakan shlat Dhuha akan mendapat balasan dari Allah Swt berupa pahala sebagaimana pahlanya orang yang berumrah. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah Saw: “Dari Abu Umamah Ra, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda: ‘Barangsiapa yang keluar dari rumahnya untuk shalat berjamaah dalam keadaan telah bersuci, maka pahalanya seperti pahala jamaah haji yang sedang ihram. Dan barang siapa yang beranjak untuk melakukan shalat Dhuha, tidak ada yang menyebabkan dia keluar (dari rumahnya) kecuali untuk shalat Dhuha, maka pahalanya seperti pahala orang yang umrah. Dan shlat setelah melaksanakan shalat yang di antara kedua shalat tersebut tidak membicarakan masalah dunia adalah amalan yang dicatat illiyyin (tempat catatan amal kebaikan). (HR. Abu Daud).

8.       Shalat dhuha merupakan shalatnya para awwabin.
Awwabin merupakan sebutan bagi orang yang kembali, artinya mereka suka kembali kepada Allah Swt. Mereka kembali kepada Allah Swt melalui shalat, taubat, ibadah, ikhlas, dan meninggalkan hawa nafsu. Shalat Dhuha merupakan shalat yang biasa dikerjakan oleh para awwabin ini.
“Dari Abi Hurairah Ra, bahwasanya Rasulullah Saw bersbda; “Tidak ada yang menjaga shalat Dhuha kecuali para awwabiin’. Beliau berkata: ‘Shalat Dhuha adalah shalatnya para awwabiin.” (HR. ath-Thabrani, Ibnu Khuzaimah, dan al-Hakim).

9.       Mendapat kemuliaan masuk surga melalui pintu Dhuha.
Dalam sebuah hadits Qudsi disebutkan; “Sesungguhnya di dalam surge ada pintu yang dinamakan pintu Dhuha. Maka ketika datang hari kiamat memanggillah (yang memanggil Allah Swt.), di manakah orang yang selalu mengerjakan sembahyang atas-Ku dengan sembahyang Dhuha? Inilah pintu kamu, maka masuklah kamu ke dalam surge dengan rahmat Allah Swt.” (HR. Thabrani dan Abu Hurairah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar